Minggu, 17 Agustus 2014

MARI CEGAH CAMPAK RUBELLA



MARI CEGAH CAMPAK RUBELLA


 



CATATAN KECIL DALAM RANGKA HARI ULANG TAHUN YANG KE-5 ZIKRA NADHIFSYAH

KADO  UNTUK:
-      PARA ORANG TUA
-      -PASANGAN YANG AKAN MENIKAH
 






















Children are the world’'s most valuable resources and its best hope for the future – John Fitzgerald Kennedy


Kalimat bijak  ini memberi saya inspirasi untuk menulis catatan kecil di hari ulang tahun putra kedua saya yang ke-5, Zikra Nadhifsyah (Nadhif), anak dengan sindrom rubella bawaan (Congenital  Rubella Syndrome/ CRS). Juga merupakan janji kepada diri saya sendiri bahwa keputusan saya dan suami untuk mempertahankan Nadhif sejak dalam kandungan dapat bermanfaat untuk Nadhif sendiri, keluarganya dan orang-orang di lingkungannya, apalagi walau sudah 5 tahun berlalu penanganan campak rubella oleh pemerintah belum ada sehingga kasus bayi dilahirkan dengan  sindrom rubella bawaan tetap ada. Harapan saya dan suami suatu saat pemerintah membuat program pencegahan campak Rubella baik pada anak dan khususnya calon ibu dengan imunisasi MMR secara nasional.

Lima tahun yang lalu, tepatnya tanggal 18 Oktober 2007 pukul 01.40 dini hari Nadhif lahir di Makassar dengan berat badan 3,3 kg  dan panjang 48 cm.   Setelah menjalani  berbagai pemeriksaan medis di bulan pertama usianya, diketahui bahwa:
1.   Mata kiri :  katarak.
2.   Telinga : tuli berat
3.   Jantung : Atrial Septal Defer (jantung bocor) 6 mm dan Pulmonary Valve Stenosis/PS valvular ringan (penyempitan) 40,7 mmHg
4.   Otak :menunjukkan  tanda-tanda  encephalopatya  dan atropi cerebral yang menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik
5.   Hati : SGOT SGPT di atas normal.

Sembilan bulan sebelumnya di awal kehamilan saya mengalami demam ringan dan ruam kulit di tangan, dada, perut dan punggung. Saya langsung berkonsultasi ke dokter kandungan karena saya khawatir saya sudah terlambat haid beberapa hari  dan minta surat pengantar untuk tes TORCH.  Apa yang saya khawatirkan terjadi, saya hamil dan positif terinfeksi virus rubella.    Kenyataan yang sangat berat buat saya dan suami, apalagi sebelum merencanakan kehamilan kedua  saya  pernah meminta vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)  untuk mencegah rubella pada dokter kandungan tersebut, tetapi saya lupa tepatnya jawaban dokter tersebut, intinya dokter tersebut tidak menganggap vaksin MMR sesuatu yang sangat penting, mungkin karena kasusnya tidak banyak dan jarang dipublikasikan,  sehingga saya sebagai orang awam  tidak berusaha untuk mendapatkan vaksin  MMR di dokter lain.  Sempat saya dan suami sampaikan niat kami untuk tidak meneruskan kehamilan saya karena resiko cacat pada janin kepada dokter kandungan tersebut, tetapi beliau menjawab bahwa itu tidak sesuai dengan kode etik kedokteran dan dilarang agama.  Saat itu kondisi saya dan suami sangat terpukul, kami berusaha untuk ikhlas dan menyerahkan semua ini kepada Allah SWT. Kami juga berniat untuk berkonsultasi ke dokter kandungan lain untuk mencari second opinion, tetapi rasa takut bersalah menyebabkan kami tidak jadi melakukannya. Ya, Nadhif memang harus lahir ke dunia.

Di sinilah saya merasa ada yang salah pada sistem kesehatan di Indonesia. Saya sendiri tidak tahu tepatnya bagaimana standar penangan rubella pada departemen kesehatan, yang saya tahu dokter kandungan saya tidak pernah menginformasikan mengenai bahaya virus rubella untuk ibu hamil sewaktu saya merencanakan kehamilan.  2 tahun sebelumnya   pernah mendapat informasi dari buku kesehatan keluarga mengenai campak karena putri sulung saya terkena campak saat itu, ternyata ada campak lain yang disebabkan oleh virus rubella yang berbahaya bagi ibu hamil sehingga wanita yang berencana hamil harus diimunisasi MMR bila hasil test TORCH ibu tersebut menunjukkan belum pernah terinfeksi rubella.

Alhamdulillah, kondisi Nadhif dengan beberapa kekurangannya saat ini sehat, setelah berkonsultasi dengan berbagai dokter spesialis dan menjalani berbagai terapi yang sangat banyak memakan waktu, tenaga dan tentu saja dana. Nadhif mulai menggunakan alat bantu dengar umur 3 bulan, operasi katarak umur 16 bulan. Mampu duduk sendiri umur 15 bulan dan berjalan umur 20 bulan. Saat ini Nadhif bersekolah di TK A, senang mengggambar, menulis huruf dan angka.  Untuk bahasa, sudah lebih dari 50 kosa kata yang dia mengerti dan ucapkan walaupun masih jauh dari sempurna.  Perjuangan Nadhif masih sangat panjang agar bisa sama seperti anak normal seusianya, dengan terus berusaha dan berdoa. Semoga Allah mengizinkan Nadhif dengan segala kekurangan dan kelebihannya agar bisa seperti anak normal lainnya dan mandiri. Amin.

Dari pengalaman ini, saya ingin berbagi kepada orang-orang di lingkungan saya dan masyarakat, bahwa rubella sangat penting dicegah karena menyangkut masa depan seorang anak. Saya berharap kasus rubella bawaan seperti Nadhif tidak ada lagi di Indonesia. Pencegahan rubella dilakukan dengan imunisasi MMR. Perhatian pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan belum ada, dapat terlihat belum ada program imunisasi MMR oleh Departemen Kesehatan secara nasional. Hal ini mungkin karena imunisasi MMR dan tes TORCH termasuk mahal.

Saya sarankan kepada pasangan yang akan menikah atau berencana memiliki anak,  juga kepada para orang tua yang memiliki anak, untuk mempertimbangkan imunisasi MMR ini. Khusus untuk yang akan menikah atau berencana memiliki anak, sebelum imunisasi MMR perlu dilakukan tes TORCH untuk mengetahui apakah sudah pernah terinfeksi campak Rubella, karena bila sudah pernah terkena campak Rubella maka tubuh akan kebal terhadap virus Rubella sehingga tidak perlu imunisasi MMR. Untuk lebih jelasnya dapat berkonsultasi dengan dokter kandungan atau dokter anak yang mengerti mengenai Campak Rubella.

Untuk bayi yang lahir dengan sindrom rubella kongenital (CRS) harus ditangani secara khusus oleh para dokter ahli.  Semakin banyak kelainan bawaan yang disandang akibat infeksi rubella ini, semakin besar pengaruhmya pada proses tumbuh kembang anak.  Pemeriksaan  (screening) sejak lahir  secara dini dan pemantauan secara berkala segala aspek dari tumbuh kembang anak, serta  terapi yang tepat akan memperbesar  kemungkinan anak untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih optimal.  Layanan ini bisa didapat di unit Tumbuh Kembang Anak di rumah sakit.

Sebagai tambahan informasi, bila memang terlanjur terkena campak rubella pada saat ibu hamil, segera berkonsultasi dengan dokter  spesialis kandungan, dengan pemberian obat yang tepat dapat mencegah cacat pada janin.

Berikut ini informasi mengenai campak Rubella dari buku Kesehatan Keluarga yang diterbitkan oleh PT Mediprom.





CAMPAK JERMAN (RUBELLA)
Penyakit campak Jerman adalah istilah popular dari penyakit Rubella.  Tidak seperti penyakit Campak, Rubella biasanya merupakan penyakit ringan.  Tetapi Rubella berbahaya pada tiga bulan pertama kehamilan, bukan berbahaya bagi wanita hamil tetapi untuk janinnya.  Janin yang terinfeksi rubella mungkin akan lahir dengan kecacatan ganda seperti buta, tuli, kelainan jantung dan keterlambatan mental. 


Gejala-gejala
·        Demam ringan, pusing, mata merah
·        Sakit tenggorokan, hidung berair
·        Ruam kulit (ruam kulit warna merah muda), yang timbul setelah demam menurun.  Mulai timbul di bagian muka, kemudian menyebar di seluruh tubuh.  Ruam kulit mungkin menetap dari beberapa jam sampai beberapa hari.
·        Kelenjar limfe (kelenjar getah bening) pada daerah belakang telinga dan leher membesar.
·        Persendian bengkak dan nyeri pada beberapa kasus.

Komplikasi
Kecacatan ganda pada bayi yang terinfeksi melalui ibunya, semasa masih dalam kandungan terutama pada trimester pertama kehamilan.
Penyebab
Infeksi oleh virus Rubella.  Penyakit ini menyebar melalui batuk, bersin, dan tangan yang kotor dengan cairan hidung/mulut.  Sekali anda terkena penyakit Rubella maka anda akan kebal seumur hidup.

Yang dapat anda lakukan
·        Tinggal di rumah/jauhi wanita hamil sampai penyakit tidak menular lagi, yaitu 1 minggu setelah ruam kulit hilang.
·        Istirahat, minum banyak cairan
·        Minum obat demam
·        Periksa ke dokter bila anda seorang wanita hamil dan tidak pasti apakah anda pernah terkena Rubella sebelumnya atau pernah mendapatkan imunisasi terhadap Rubella.



Tindakan dokter anda
·        Memastikan diagnosa.  Bila tes darah menunjukkan infeksi Rubella, anda akan diberi keterangan jelas tentang kemungkinan kelanjutan kehamilan serta akibat pada janin.  Selanjutnya anda menentukan sendiri apakah akan meneruskan ataupun mengakhiri kehamilan.



Pencegahan
Imunisasi terhadap rubella pada anak umur 1-2 tahun, atau 12 tahun, atau paling tidak 3 bulan sebelum mengandung untuk wanita-wanita yang belum pernah terkena penyakit ini dan belum pernah diimunisasi.  Hal ini penting, karena virus Rubella dapat merusak janin yang sedang dikandung ibunya apabila terserang rubella sewaktu mengandung karena belum punya kekebalan.   


2 komentar:

  1. Mba.saya ibu dari alya 3 bulan.saat sblm hamil br saja terkena campak.sehingga alya mengalami crs.yg baru diketahui katarak satu mata kanan sudah operasi tp tdk tanam lensa.jantung bocor 3mm tp kata dokter diharapkan akan menutup sendiri.telinga gangguan pendengaran 100 db kanan dan kiri.tes apa lagi yg hrs saya lakukan? Lalu untuk telinga volumenya pasang di paling tinggi kah?

    BalasHapus
  2. Mba tanty, maaf baru baca.....krn tdk ada notifikasinya, jd gak tau.
    Tapi mba tanty seperti udah gabung di grup rrr dan udah tanya ya?

    BalasHapus